Live Streaming TV

Senin, 25 Juli 2011

KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.)

Kayu Secang
Kayu secang sangat dikenal terutama di Sulawesi sebagai pemberi warna pada air minum yang dikenal sebagai teh secang. Kayu secang juga merupakan salah satu ramuan yang digunakan dalam pembuatan minuman tradisional Betawi bir pletok yaitu sebagai pemberi warna. Secara empiris kayu secang dipakai sebagai obat luka, batuk berdarah, berak darah, darah kotor, penawar racun, sipilis, menghentikan pendarahan, pengobatan pascapersalinan, desinfektan, antidiare dan astringent.


Sanusi (1989) telah mengisolasi zat warna merah yang terkandung dalam kayu secang yang dikenal sebagai senyawa golongan brazilin. Brazilin merupakan senyawa antioksidan yang mempunyaikatekol dalam struktur kimianya. Berdasarkan aktivitas antioksidannya, brazilin diharapkan mempunyai efek melindungi tubuh dari keracunan akibat radikal kimia (Moon et al. 1992). Selanjutnya Lim et al. (1997) membuktikan bahwa indeks antioksidatif dari ekstrak kayu secang lebih tinggi daripada antioksidan komersial (BHT BHA). Peneliti lain mengungkapkan bahwa brazilin diduga mempunyai efek anti-inflamasi (Sukria 1993 dalam Sundari et al. 1998).
Berbagai penelitian juga telah dilakukan untuk menguji manfaat kayu secang, seperti khasiatnya sebagai antibakteri. Anis (1990) dalam Sundari et al. (1998) melakukan penelitian terhadap beberapa jenis ekstrak kayu secang sebagai anti-bakteri penyebab tukak lambung. Selanjutnya Sumarmi (1994) dalam Sundari et al (1998) menguji daya antibakteri kayu secang terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Untuk menghentikan pendarahan, diduga yang berperan adalah tanin dan asam galat (Sundari et al. 1998). Tanin juga bersifat sebagai antibakteri dan astringent atau menciutkan dinding usus yang rusak karena asam atau bakteri. Kadar tanin ekstrak kayu secang yang diperoleh dengan perebusan selama 20 menit adalah 0,137% (Winarti dan Sembiring 1998).

Sumber:
Lim, D.K., U. Choi, and D.H. Shin. 1997. Antioxidative activity of some solvent extract from Caesalpinia sappan Linn. Korean J. Food Sci. Technol. 28(1): 77−82.

Sanusi, M. 1989. Isolasi dan identifikasi zat warna kayu sappang. Balai Industri Ujung Pandang. Moon, C.K., K.S. Park, S.G. Kim, and H.S. Won. 1992. Drug and chemical toxicology. Drug Chem. Toxicol. 15(1): 81−91.

Sundari, D., L. Widowati, dan M.W. Winarno. 1998. Informasi khasiat, keamanan dan fitokimia tanaman secang (Caesalpinia sappan L.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia 4(3): 1−3.

Winarti, C. dan B.S. Sembiring. 1998. Pengaruh cara dan lama ekstraksi terhadap kadar tannin ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan Linn.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia 4(3): 17−18.

2 komentar:

  1. mas septa aku cari jurnal Antioxidative activity of some solvent extract from Caesalpinia sappan Linn kok ga ada ya ? boleh minta ga ? :D

    BalasHapus