Live Streaming TV

Sabtu, 12 Mei 2012

Sekilas Tentang Aflatoksin

Aflatoksin diproduksi oleh beberapa strain Aspegillus flavus atau A. parasiticus yang sporanya tersebar di mana-mana khsususnya di tanah. Meskipun jamur (fungi) yang memproduksi toksin umumnya hanya memproduksi dua atau tiga aflatoksin  pada kondisi tertentu , secara total ada 14 macam toksin yang secara kimia berhubungan atau turunan-turunannya telah diidentifikasi. Salah satunya adalah aflatoksin B1 yang paling sering ditemukan dalam pangan dan juga paling potensial sebagai senyawa beracun dalam kelompok ini.

Berkenaan dengan jenis substrat, persyaratan untuk produksi toksin relatif tidak spesifik, dan kapang tersebut dapat memproduksi senyawa pada hampir tiap bahan pangan (bahkan juga yang jenis sintetik) yang mendukung pertumbuhannya. Karena itu, tiap bahan pangan atau makanan harus dianggap atau dipertimbangkan rentan atau pantas dicurigai terhadap kontaminasi aflatoksin apabila bahan itu berjamur. Walaupun demikian, eksperimen telah menunjukkan bahwa frekuensi dan tingkat aflatoksin yang ditemukan sangat bervariasi di antara makanan di tiap daerah.

Struktur kimia Aflatoksin B1

Dari segi pengaruh toksik dan pengaruh biologis lainnya yang ditimbulkan, aflatoksin merupakan senyawa racun yang sangat menarik perhatian. Dapat meninbulkan baik toksisitas akut maupun sub-akut pada hewan yang diberikan diet yang mengandung toksin atau diberikan toksin yang telah dimurnikan. Gejala keracunannya pada hewan terlihat pada dosis aflatoksin dalam pakan 10-100ppm atau kurang. Meskipun sapi mentoleransi kadar relatif tinggi aflatoksin namun sekresinya dalam susu dalam bentuk aflatoksin lain juga berbahaya.
Aflatoksin B1 merupakan senyawa paling tinggi potensinya bersifat karsinogenik (mampu menginduksi terjadinya kanker). Berbagai hewan perocaan telah digunakan untuk menyelidiki sifat karsinogenetik aflatoksin ini. Pada tikus kanker liver dapat terjadi jika hewan diberikan diet mengandung aflatoksin B1 lebih dari 15 ppb (part per billion, bagian per milyard). Berkaitan dengan efek toksik dan karsinogenik pada hewan, aflatoksin terutama mempengaruhi liver.

Pustaka: Bahan kuliah Kimia Pangan

Read More......

Jumat, 04 Mei 2012

Download Cara Uji Makanan dan Minuman Berdasarkan SNI


Buat kawan-kawan yang membutuhkan cara pengujian makanan dan minuman berdasarkan SNI, silahkan download disini

Read More......

Kamis, 03 Mei 2012

Produksi Nata De Cassava Dengan Substrat Limbah Cair Tapioka


Nata de Cassava adalah jenis makanan pencuci mulut berbentuk gel, berwarna putih agak transparan, memiliki tekstur kenyal terbuat dari substrat atau cair yang berasal dari hasil samping pengolahan ubi kayu atau cassava. Tapioka adalah pati dari ubi kayu. Proses pembuaatan tapioka adalah sebagai berikut: ubi kayu dikupas kulit ari, diparut, dicampur air bersih dengan perbandingan 1:4, diperas hingga keluar santannya, pati yang keluar bersama air disaring memisahkan pati dengan ampas ubi kayu (onggok), pati diendapkan selama satu hari, air dibuang dan pati dikeringkan, pati kering berbentuk gumpalan di tepungkan dan diayak. Air hasil samping produksi tapioka mengandung karbohidrat mencapai 2,5%, glukosa 0,185 mg/L, nitrogen total mencapai 182 mg/L, serta pH 5 – 5,5 sehingga dapat dimanfaatkan sebagai substrat untuk membuat nata de cassava.
Produk nata yang umum dikenal adalah nata de coco, terbuat dari air kelapa yang difermentasi oleh Acetobacter xylinum. Perbedaan antara nata de cassava dengan nata de coco adalah jenis substrat yang digunakan untuk pertumbuhan A. xylinum. Proses pembuatan nata de cassava adalah sebagai berikut: air hasil samping produksi tapioka disaring untuk memisahkan kotorannya, direbus hingga mendidih selama 15 menit, ditambahkan gula 2,5%, urea 0,2%, cuka dapur (25%) sebanyak 1,0 % diaduk hingga rata. Substrat cair didinginkan hingga suhu di bawah 40oC. Susbtrat diinokulasi bibit A. xylinum MGCa 10.5 cair sebanyak 10%, diinkubasi selama 8 hari pada suhu ruang (28 – 35oC) pada wadah nampan yang steril serta ditutup kertas koran steril atau kain kasa steril. Kedalaman substrat cair dalam nampan adalah 2 cm. Setelah delapan hari inkubasi terbentuk lapisan nata de cassava ketebalan berkisar 1,25 – 1,5 cm.

  
Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat
Ditengah maraknya makanan cepat saji yang serba praktis, cepat penyiapannya, nikmat rasanya dan mengandung kalori yang sangat tinggi sebagai cirinya. Konsumsi makanan siap saji menjadi gaya hidup masyarakat dari anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Perlu diwaspadai konsumsi makanan yang berkarori tinggi secara berlebih menyebabkan meningkatnya berat badan secara cepat. Bila konsumsi tidak dikendalikan berakibat terjadinya kegemukan atau obesitas akan menjadi hal yang sering kita lihat atau kita temukan di masyarakat.
Makanan siap saji dari sisi rasa sangat menggoda, namun dari aspek kesehatan terkadang kurang lengkap, misalkan dari kandungan serat pangannya yang rendah. Sehingga sering ditemukan keluhan kesulitan buang air besar dan bahkan munculnya kanker usus besar disebabkan salah satunya adalah kurangnya konsumsi pangan yang mengandung serat pangan.
Timbulnya berbagai masalah kesehatan, menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat arti penting menu seimbang. Termasuk menu pangan yang kaya akan serat pangan sangat diperlukan. Bahkan pangan kaya serat pangan akan menjadi suatu jenis pangan yang sangat diperlukan untuk menjaga kebugaran tubuh dan tampilan tubuh yang ideal. Konsumsi makanan dengan mengandung serat pangan tinggi akan menjadi trend dan gaya hidup sehat.
Produk pangan yang mengandung serta pangan tinggi, dengan bentuk tampilan produk menarik, rasa yang enak dan segar, bentuk kemasan serta cara konsumsi yang sederhana akan mengisi peluang cara konsumsi makanan sehat di masyarakat. Biasanya masyarakat yang mendambakan tubuh ideal akan mengekang membatasi tidak makan sampai kenyang. Dengan hadirnya makanan sehat kaya serat akan menjadi pilihan kelengkapan menu konsumsi harian, sebagai menu penutup atau pencuci mulut yang dapat dikonsumsi hingga terasa kenyang namun sehat dan tidak menggemukkan.

Apa Itu Nata de Cassava ?
Nata de cassava adalah makanan pencuci mulut yang kaya serat terbuat dari air hasil samping produksi tapioka melewati proses fermentasi menggunakan Acetobacter xylinum. Produk nata de cassava berbentuk gel, tekstur kenyal, warna putih agak transparan, mengkilap atau glossy, licin, aroma netral, rasa tawar. Nata de cassava secara biokimia adalah untaian atau rajutan selulosa yang dihasilkan dan disekresikan oleh sel-sel A. xylinum yang menjerap air. Selulosa dihasilkan oleh A. xylinum melalui proses asimilasi pengubahan gula sederhana gula glukosa menjadi senyawa karbohidrat yang lebih kompleks berupa selulosa. Selulosa tampak mata seperti benang, atau seperti kapas.
Nilai nutrisi nata de cassava sangat rendah, tidak mengandung vitamin, lemak, dan protein. Kalori yang dihasilkan sangat rendah karena secara biokimia sebenarnya merupakan selulosa yang menjerap air. Manusia tidak memiliki enzim selulase dalam pencernaannya, sehingga tidak dapat mencerna nata de cassava menjadi gula sederhana berupa glukosa sebagai sumber energi. Hal tersebut menyebabkan nata de cassava tidak menyebabkan kegemukan, sehingga nata de cassava cocok sebagai pangan diet. Namun dari sisi sensasi cita rasa, tekstur atau kekenyalan nata de cassava memberi cita rasa yang menarik dan disukai oleh konsumen. Nata de cassava dapat dibuat beragam bentuk seperti dadu, irisan tipis, irisan kecil memanjang, maupun serpihan tidak teratur. Dari sisi tampilan warna dapat diperkaya dengan beragam warna tergantung warna air yang dijerap oleh selulosa. Apabila direndam saat pengolahan dengan air yang diberi warna hijau bersumber dari warna daun suji maka nata de cassava yang dihasilkan akan berwarna kehijauan, demikian juga penambahan warna yang lain. Demikian halnya dengan pengayaan cita rasa manis, manis asam, tawar tergantung penambahan bahan tambahan pangan yang menyebabkan rasa tertentu. Nata de cassava yang dihasilkan akan dibuat untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan. Fortifikasi warna, rasa dan nilai nutrisi sangat dimungkinkan pada produk nata de cassava dengan penambahan bahan panngan atau nutrisi tertentu pada nata de cassava saat pengolahannya.

Proses Pembuatan Nata de Cassava
Pada proses pembuatan nata de cassava diperlukan alat dan bahan. Peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Ember kapasitas 20 L.
2. Saringan.
3. Pengaduk.
4. Timbangan.
5. Gelas ukur.
6. Pisau.
7. Panci.
8. Kompor.
9. Plastik kemasan.
10. Sealer.
11. Nampan plastik ukurn 25 x 40 cm2. sebanyak 10 buah.
12. Kertas koran.

Bahan-bahan yang digunakan antara lain:
1. Air hasil samping pembuatan tapioka 20 L.
2. Gula 250 g.
3. Cuka dapur 25%, 200 mL.
4. Urea/ZA 40 g.

Persiapan substrat nata de cassava
Susbtrat adalah makanan sumber nutrisi bagi mikroba A. xylinum. Hasil samping produksi tapioka berbentuk cair dapat dimanfaatkan sebagai substrat perbanyakan bibit cair A. xylinum maupun digunakan sebagai substrat produksi nata de cassava.
Cara pembuatan substrat nata de cassava adalah sebagai berikut: (a) air hasil samping produksi tapioka umur satu hari hingga dua hari sebanyak 20 liter diambil dengan ember, (b) air tapioka di saring dengan menggunakan saringan untuk memisahkan kotoran lain, (c) air hasil samping produksi tapioka dimasukkan ke dalam panci stainless steel, kemudian direbus, (d) ditambahkan asam cuka dapur (25%) sebanyak 1,0% atau sebanyak 200 mL diaduk hingga merata, (e) ditambahkan gula sukrosa atau gula pasir sebanyak 2,5% sambil diaduk agar terlarut sempurna, (f) ditambahkan urea atau ZA sebanyak 0,2% atau sebanyak 40 g diaduk hingga merata, (g) didihkan selama 15 menit. Setelah mendidih selama 15 menit diangkat, panci yang berisi substrat tetap pada keadaan tertutup agar tidak terkena debu atau terkontaminasi. Biarkan media yang telah steril menjadi dingin hingga suhu dibawah 40oC (suam-suam kuku).
Substrat siap digunakan untuk perbanyakan bibit A. xylinum cair maupun digunakan untuk produksi nata de cassava. Suhu substrat tidak boleh melebihi 40oC agar A. xylinum dapat tumbuh dan menghasilkan selulosa atau nata de cassava dengan baik dan optimal. Pembentukan selulosa yang optimal ditandai dengan terbentuknya lapisan seperti jeli setelah diperam atau diinkubasi selama minimal 2-3 hari.

Perbanyakan bibit cair A. xylinum MGCa 10.5
Produksi nata de cassava menggunakan media seperti air kelapa, air limbah cair produksi tahu, air dari juice buah, air hasil samping produksi tapioka dan sebagainya. Bibit A. xylinum yang digunakan adalah A. xylinum. Namun bibit akan memiliki kinerja yang baik (tumbuh cepat dan menghasilkan nata yang optimal) bila telah teradaptasi pada media tersebut. Untuk menghasilkan nata de cassava bibit yang digunakan adalah A. xylinum MGCa 10.5. Bibit A. xylinum MGCa 10.5 yang digunakan untuk produksi nata de cassava memiliki dua macam bentuk, yaitu pertama bibit berbentuk padat ditumbuhkan pada media khusus pertumbuhan A. xylinum yaitu mendia Hassid Barker Agar (HBA). Biasanya bibit A. xylinum MGCa 10.5 padat ini ditumbuhkan dalam tabung reaksi berbentuk agar miring. Bibit padat belum siap digunakan untuk proes produksi nata de cassava. Bibit padat harus di tumbuhkan pada media cair terlebih dahulu yang disebut sebagai media Hassid Barker Broth (HBB), yang kedua adalah bibit A. xylinum MGCa 10.5 berbentuk cair. Bibit A. xylinum MGCa 10.5 cair siap diperbanyak sesuai dengan jumlah yang diperlukan. Cara perbanyakan adalah sebagai berikut: (a) siapkan botol volume 500 mL yang telah dicuci bersih dengan sabun, (b) botol disterilkan dengan dicara dibilas air panas mendidih dengan cara diojog, kemudian air panas dalam botol dikeluarkan atau dibuang, (c) botol steril dalam posisi dibalik dijemur pada terik sinar matahari hingga sisa air panas kering, (d) botol diisi dengan media atau substrat cair yang telah didinginkan sebanyak 450 mL, (e) media dalam botol diinokulasi dengan menggunakan bibit A. xylinum MGCa 10.5 cair sebanyak 50 mL digojog perlahan agar tercampur merata, (f) diperam atau diinkubasi pada suhu kamar selama 3-4 hari tanpa digojog, (g) bibit siap digunakan memiliki ciri terbentuknya selaput jel tipis diperpermukaan substrat.
Bibit A. xylinum MGCa 10.5 cair berumur 3-4 hari siap digunakan. Sebaiknya bibit segera digunakan untuk produksi nata de cassava. Apabila bibit tidak segera digunakan tetap disimpan pada suhu kamar ditutup dengan kertas koran bersih. Bibit sebaiknya tidak disimpan pada suhu dingin atau suhu rendah dengan cara dimasukkan cool room atau dimasukkan kulkas, hal tersebut menyebabkan turunya aktivitas A. xylinum MGCa 10.5. Biasanya untuk memperoleh aktivitas dan produktivitas A. xylinum MGCa 10.5 seperti semula diperlukan adaptasi yang bertahap dan hal ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya.


Produksi nata de cassava
Produksi nata de cassava biasa dilakukan menggunakan nampan plastik steril. Ukuran nampan tergantung dari ketersediaan nampan itu sendiri. Di pasaran tersedia nampan dari ukuran kecil, medium hingga ukuran besar (25 x 40 cm2). Tutup yang digunakan adalah kertas koran bersih/steril untuk menutup media saat pemeraman atau saat inkubasi.
Proses produksi nata de cassava adalah sebagai berikut: (a), substrat steril sebanyak 20 L diinokulasi dengan bibit A. xylinum MGCa 10.5 cair sebanyak 10% atau sebanyak 2 L, (b), substrat didaduk dengan pengaduk steril agar substrat dan bibit tercampur merata, (c) nampan steril diisi dengan substrat yang telah disiapkan dengan kedalaman media 2 cm, (d) nampan ditutup dengan kertas koran bersih/steril, (e) diinkubasi pada suhu ruang, selama delapan hari, (f) pada saat panen tebal nata de cassava mencapai 1,25-1,5 cm.
Produksi nata de cassaca dilakukan ditempat yang bersih, bebas debu serta memungkinkan tersedianya sirkulasi udara secara baik. Selama proses fermentasi atau inkubasi dijaga agar tidak ada hewan kecil yang masuk menyebabkan kontaminasi seperti semut, cicak, kecoa, tikus dan lain-lain.


Pengolahan dan Pengemasan Nata de Cassava
Setelah umur delapan hari nata de cassava ketebalan rata-rata mencapai 1,5 cm. Bagian bawah nata de cassava terdapat selaput tipis. Nata de cassava yang baru dipanen berwarna putih agak jernih. Aroma dan rasa nata de cassava yang baru dipanen sangat asam. Sebaiknya setelah dipanen nata de cassava segera cicuci dan lapisan selaput pada bagian bawah nata de cassava dikerok untuk menghilangkan lapisan tersebut.
Nata de cassava sebaiknya segera dipotong berbentuk dadu, dengan ukuran sesuai selera pasar. Tujuan dari pemotongan nata de cassava adalah sebagai berikut: (a) mempermudah pencucian untuk menghilangkan rasa dan aroma asam menjadi tawar, (b) meningkatkan kualitas nata de cassava menjadi lebih jernih (c) memudahkan memasak nata de cassava pada saat perebusan untuk mematikan A. xylinum MGCa 10.5 yang tersisa,(d) mempermudah membuat cita rasa baru pada nata de cassava (manis,manis asam, aroma tertentu dapat ditambahkan seperti vanili dan flavour lain).
Proses pengolahan nata de cassava adalah sebagai berikut: (a) nata de cassava dalam bentuk lembaran dicuci dengan air bersih, selaput tipis dikerok hingga bersih, (b) nata de cassava dipotong berbentuk kubus, dicuci dan dibilas menggunakan air bersih sebanyak tiga kali hingga tawar, (c) untuk menuntaskan hilangnya rasa asam yang tersisa dalam nata de cassava dilakukan perebusan hingga mendididh selama 15 menit dan dibilas air bersih, nata de cassava akan tersa tawar, (d) nata de cassava direbus dalam air bersi gula 5%, ditambahkan flavour sesuai selera seperti vanila dan lain sebagainya, dididihkan selama 15 menit, (e) nata de cassava didinginkan hingga suhu sekitar 30oC, (f), nata de cassava dikemas pada kemasan plastik, atau kemasan cup steril dan di-sealer, (g) sebaiknya nata de casava disimpan dalam kulkas selama sehari sebelum dikonsumsi agar nata de cassava terasa manis dan segar. Nata de cassava telah siap dikonsumsi, didistribusi atau disimpan.

Oleh:

Misgiyarta SP., MSi.
Balai Besar Penelitian dan pengembangan Pascapanen Pertanian
Jl. Tentara Pelajar No. 12 , Bogor.
misgiyarta@gmail.com

Read More......

Info Program Kewirausahaan dan Lomba Inovasi Teknologi Bagi Mahasiswa


Poster

Download PMW disini
Ini adalah beberapa program yang bisa membantu mahasiswa dalam memiliki modal untuk berwirausaha. Silahkan didownload persyaratannya bagi yang berminat ikutan. Semua file saya sediakan gratisssss J



Download BRI disini
Selain program diatas ternyata ada info “LOMBA INOVASI TEKNOLOGI MAHASISWA” yang diselenggarakan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Propinsi DIY bekerjasama dengan Yayasan Badan Pengembangan Teknologi dan Inovasi Yogyakarta pada tahun 2012.

Lomba dibagi menjadi enam bidang, yaitu:


1. Pariwisata

2. Kerajinan dan Industri kreatif

3. Obat tradisional

4. Makanan tradisional

5. Pendidikan
6. Energi terbarukan

Setiap bidang bisa ditinjau dari sisi sosial humaniora, hukum, ekonomi, kesehatan, agro dan sains teknologi. Proposal diajukan oleh kelompok mahasiswa (2 sampai dengan 10 orang) dengan 1 sampai dengan 2 pembimbing. Proposal bukan merupakan proposal penelitian dasar namun merupakan penelitian riset, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (RIPTEKS) yang dapat memberi nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat.

Batas akhir penyerahan proposal : 14 Mei 2012
Evaluasi tim penilai : 21-25 Mei 2012
Pengumuman Finalis : 28 Mei 2012
Presentasi akhir : 12 September 2012

Penghargaan untuk tiap bidang
Terbaik I : Rp. 3.000.000
Terbaik II : Rp. 2.500.000
Terbaik III : Rp. 2.000.000

Read More......