Live Streaming TV

Minggu, 31 Juli 2011

Pengumuman Registrasi Ulang FTP UGM [AYO LIAT DULU]

Gan, ni ane ada info untuk registrasi ulang Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012. Semoga ini bermanfaat buat kita semua, amiiinnnnn (-_____-).. Silahkan sedooott gan ;) 

  
Sumber:
Direktorat Administrasi Akademik UGM

Read More......

Sabtu, 30 Juli 2011

Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin dengan berat molekul 178 dan rumus molekul C6O8H8 dalam bentuk kristal tak berwarna, titik cair 190-192 ˚C, bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, eter, dan benzene. Dengan logam membentuk garam. Sifat asam ditentukan oleh ionisasi enolgroup pada atom C nomor 3. pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi.

Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih bila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar, temperatur yang tinggi. Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti diatas. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam dehidroaskorbat (Sudarmadji, 2003).
Vitamin C dapat berbentuk asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat. Keduanya mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam L-dehidroaskorbat. Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi (Winarno, 2002).

Gambar Struktur Vitamin C

(Anonim, 2010)

Sumber:
Anonim. 2010. www.wikipedia.org/vitamin C . Diakses pada 16 Oktober 2010.
Sudarmadji, S, dkk. 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty: Yogyakarta.
Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia: Jakarta.

Read More......

Jumat, 29 Juli 2011

Semangat Baru, Untuk Langkah yang Baru

Haaahhh,, Rabu, 27 Juli 2011. Entah aku harus bagaimana. Saat itu perasaanku bercampur aduk antara suka, duka, cemas, bahagia, dan kesal. Hari itu adalah jawaban dari salah satu permasalahan dalam akademikku. Setelah menghadap dosen untuk yang kesekian kalinya, akhirnya aku bebas untuk menentukan arah hidupku. Whaaat? Apa yang kupikirkan???

Dua tahun sudah aku bergumul dengan mata kuliah J****. Awal aku mengambil mata kuliah itu, hatiku dag-dig-dug gak karuan, senang rasanya, karena aku bisa menjadi seorang teknolog pangan sesungguhya. Kok bisa? Ya bisa, karena aku ditempatkan di pabrik dan aku harus mengevaluasi kinerja pabrik, dan seakan-akan aku seorang ahli/konsultan di pabrik itu. Tentunya semua keperluan sudah aku persiapkan untuk menunjang lancarnya pekerjaan baruku. Demi nilai A, apapun akan aku perbuat (xixixi, asal halal-lah). Mulai dari pakaian baru, hingga tempat kos baru. Semua komplit untuk seukuran seorang mahasiswa.
Ketika di pabrik aku tidak mendapatkan kesulitan sedikitpun. Semua karyawan disana membantuku, mulai dari pengambilan data hingga bertata-krama, dapat kulakukan dengan mudah. (Oh My, aku merindukan itu, aku merindukan kalian guys). Mungkin yang kudapatkan hanyalah kesulitan teknis seperti dimana mau ngenet atau ngeprint, maklumlah disana lingkungan pabrik bukan sekolah. Namun kesulitan itu tidaklah berarti jika dibandingkan dengan perasaan senang yang kudapatkan. Senang karena mendapat teman baru, senang karena mendapat pengalaman baru, dan senang mendapat link  baru.
Justru entah kenapa kesulitan sesungguhnya aku temukan di … (bersambung..) L

Read More......

Kamis, 28 Juli 2011

Tanaman Jati (Tectona grandis)

Jati

Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis.

Pohon jati (Tectona grandis sp.) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. Pohon jati yang dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan sedikit cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun. Daun umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar, sekitar 60-70 cm × 80-100 cm; sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15 × 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di buku-bukunya.
Daun jati letaknya saling berhadapan berbentuk opposite bertangkai pendek. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau dan kasar sedangkan bagian bawah berwarna hijau kekuning-kuningan berbulu halus, diantara rambut-rambutnya terdapat kelenjar merah yang menggembung, sedangkan daun yang masih muda berwarna hijau tua keabu-abuan. Klasifikasi ilmiah jati adalah:

Kerajaan           : Plantae
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas                : Magnoliopsida
Ordo                 : Lamiales
Famili               : Verbenaceae
Genus               : Tectona
Spesies            : T. Grandis
Nama binomial  : Tectona grandis

Di Indonesia, jati tersebar di Jawa, Muna, Bali dan Nusa Tenggara. Sekarang, di luar Jawa, kita dapat menemukan hutan jati secara terbatas di beberapa tempat di Pulau Sulawesi, Pulau Muna, daerah Bima di Pulau Sumbawa, dan Pulau Buru. Jati berkembang juga di daerah Lampung di Pulau Sumatera. Ada sekitar 7.000 ha di Pulau Muna dan 1.000 ha di pedalaman Pulau Butung di Teluk Sampolawa.
Di Pulau Jawa hutan jati tersebar di pantai utara Jawa, mulai dari Kerawang hingga ke ujung timur pulau ini. Namun, hutan jati paling banyak menyebar di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hutan jati yang cukup luas di Jawa terpusat di daerah alas roban Rembang, Blora, Groboragan, dan Pati. Bahkan, jati jawa dengan mutu terbaik dihasilkan di daerah tanah perkapuran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Pada 2003, luas lahan hutan Perhutani mencapai hampir seperempat luas Pulau Jawa. Luas lahan hutan jati Perhutani di Jawa mencapai sekitar 1,5 juta hektar. Ini nyaris setara dengan setengah luas lahan hutan Perhutani atau sekitar 11% luas Pulau Jawa. Kandungan dari jati antara lain:
Kandungan kimia:
1.     Kulit: asam, damar, zat samak
2.     Tanaman/daun: zat pahit, glukose dan lemak
3.     Efek farmakologis: anti diare, astringen, dan menguruskan badan dengan cara melarutkan lemak.
Kandungan fisik:
Daun tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, penulangan menyirip, panjang 10 – 16 cm, warna hijau.

Sumber:
Padmitasari K.A, Dewi Novitasari, 2010. Pembuatan Serbuk Zat Warna Alami Tekstil Dari Daun Jati Dengan Metode Spray Dryer. [Laporan Tugas Akhir]. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Read More......

Buah Mangga Pakel (Mangifera foetida Lour)

Mangga Pakel

Buah mangga pakel berbentuk lonjong bulat telur atau hampir bulat, 7-12 × 9-16 cm, berkulit tebal dan gundul, hijau sampai kekuning-kuningan, kusam, dengan bintik-bintik lentisel yang berwarna kecoklatan.

Daging buah jika masak berwarna kuning-jingga pucat sampai kuning, berserat, asam manis rasanya dan banyak mengandung sari buah, harum menyengat agak seperti terpentin. Getah mangga pakel dapat menyebabkan mulut menjadi gatal, oleh karena itu pemanfaatan mangga pakel masih terbatas (Anonim1, 2010).
Secara taksonomi, mangga pakel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom           : Plantae
Filum                : Magnoliophyta
Kelas                : Magnoliopsida
Ordo                 : Sapindales
Famili               : Anacardiaceae
Genus               : Mangifera
Spesies             : Mangifera foetida
(Anonim1, 2010)
Mangga pakel mempunyai komposisi kimia yang hampir sama dengan jenis mangga lain. Komposisi kimia mangga pakel dipengaruhi oleh varietas tanaman, tanah, jarak tanam, umur, iklim, dan metode analisis yang digunakan. Komposisi kimia daging buah mangga pakel dapat dilihat pada tabel berikut,

Tabel Komposisi Kimia Mangga Pakel (per 100 gram daging buah)

Komponen
Kadar
Air
72,5 gram
Phosphor
15 mg
Karbohidrat
25,4 gram
Kalsium
21 mg
Vitamin C
56 mg
Protein
1,4 gram
Vitamin B1
0,03 mg
ß-karoten
0,218 gram
(Anonim2, 2008)

Sumber:
Anonim1. 2010. www.wikipedia.org/bacang. Diakses pada 16 Oktober 2010

Anonim2. 2008. www.iptek.net /bacang.  Diakses pada 16 Oktober 2010

Read More......

Susu Kuda

Susu Kuda

Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing atau mamae dari hewan mamalia (Susilorini dan Sawitri, 2006). Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia (1999) susu didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat tanpa ditambah atau dikurangi zat apapun kecuali didinginkan serta diperoleh dengan cara yang baik dan benar. Susu mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup anak mamalia. Zat-zat gizi tersebut diantaranya adalah lemak, protein, karbohidrat (laktosa), vitamin, mineral, dan air. Komponen dan karakteristik zat gizi yang terdapat dalam susu memungkinkan zat gizi susu mudah diserap oleh tubuh (Bucke et al, 1987). Istilah susu untuk konsumsi diartikan sebagai susu sapi, sedangkan untuk susu hewan mamalia lainnya diikuti dengan nama spesiesnya, sehingga susu yang berasal dari ambing kuda disebut susu kuda.

Susu kuda sejak lama telah dikonsumsi oleh masyarakat di daerah Asia Tenggara, Mongolia, Eropa Timur, dan Rusia. Susu kuda umumnya dikonsumsi dalam bentuk susu fermentasi sebagai minuman sehari-hari maupun untuk pengobatan. Susu kuda banyak digunakan untuk pengobatan penyakit radang paru-paru, TBC, penyakit ginjal, hati, radang usus, radang lambung, anemia, avitaminosis, dan gangguan kardiovaskuler (Hermawati, 2005).
Susu kuda memiliki komposisi yang berbeda dengan hewan mamalia lainnya. Susu kuda memiki komposisi yang lebih mirip dengan susu manusia karena mengandung lemak dan protein yang rendah, namun tinggi laktosa dan protein whey. Tabel dibawah ini memperlihatkan komposisi susu kuda dengan susu hewan ternak lainnya dan susu manusia (ibu).

Tabel Perbandingan Komposisi Susu Kuda dengan Susu hewan Ternak Lain dan Susu Ibu (persen)

No
Jenis Susu
Total Solid
Lemak
Protein Kasein
Protein Whey
Laktosa
1
Manusia (ibu)
12,4
3,8
0,4
0,6
7,0
2
Sapi
12,7
3,7
2,8
0,6
4,3
3
Kambing
13,2
4,5
2,5
0,4
4,1
4
Domba
19,3
7,4
4,6
0,9
4,8
5
Kuda
11,2
1,9
1,3
1,2
6,2
Sumber: Morel (2003)

Sumber:
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1999. Susu SNI 01-6054. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

Buckle, K. A. et al. 1987. Ilmu Pangan. Hari Purnomo dan Adiono, penerjemah. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Terjemahan dari : Food Science.

Hermawati, Diana. 2005. Kajian Aktivitas dan Karakterisasi Senyawa Antimikroba dari Susu Kuda Sumbawa [tesis]. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Morel, M. C. U. D. 2003. Equine Reproductive Physicology, Breeding, and Stud Managemen Second Edition. United Kingdom : CABI Publishing.

Susilorini, Tri E, Sawitri, Manik E. 2007. Produk Olahan Susu. Jakarta : Penebar Swadaya.

Read More......

Rabu, 27 Juli 2011

Bisnis Perlu Konsep Manajemen

Manajemen Bisnis

Pertanyaan mengenai manajemen sebagai ilmu atau seni sering diajukan karena adanya anggapan-anggapan bahwa manajemen adalah juga suatu ilmu, seni, profesi, dan sebagainya. Manajemen, seperti semua praktek lainnya (kedokteran, komposisi musik, rekayasa/engineering, bahkan akuntansi), adalah seni. Ia adalah “know-how” (kecakapan teknik). Ia melakukan hal-hal berdasarkan realitas situasi. Namun para manajer dapat lebih baik kerjanya dengan memakai pengetahuan yang terorganisir mengenai manajemen, dan pengetahuan inilah baik dasar maupun lanjut, eksak atau tidak eksak, yang sedikit banyaknya terorganisir, jelas dan relevan, adalah merupakan ilmu. Jadi, manajemen sebagai praktek itu adalah seni, sedangkan pengetahuan terorganisir yang mendasari praktek itu dapat dikatakan sebagai ilmu.

Dalam konsep manajemen, fungsi-fungsi yang perlu dijalankan adalah. Pertama, fungsi Perencanaan. Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan meliputi: Apa yang dikerjakan (WHAT), Bagaimana mengerjakannya (HOW), Mengapa mengerjakan (WHY), Siapa yang mengerjakan (WHO), Kapan harus dikerjakan (WHEN), Dimana kegiatan itu harus dikerjakan (WHERE).
Dengan demikian perencanaan secara tidak langsung menyatakan bahwa manajer terlebih dahulu memikirkan dengan matang tujuan dan tindakannya. Tindakan manajer biasanya didasarkan atas suatu metode, rencana, atau logika tertentu, bukan atas suatu firasat. Kedua, fungsi Pengorganisasian. Mengorganisasi adalah suatu kegiatan untuk mencapai tujuan dalam suatu kelompok orang, melalui cara-cara mengelompokkan kegiatan, menentukan siapa yang akan memimpin kelompok tersebut, menyerahkan tugas-tugas dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan untuk para pemimpin kelompok dan menentukan hubungan antara kegiatan kelompok dengan kelompok lain. Dengan demikian pengorganisasian berarti bahwa, manajer mengkoordinasi sumberdaya manusia, peralatan, waktu, serta sumberdaya bahan/material yang dipunyai organisasi. Keefektifan sebuah organisasi tergantung pada kemampuannya untuk mengarahkan sumberdaya guna mencapai tujuan. Semakin terpadu dan terkoordinasi tugas-tugas sebuah organisasi, akan semakin efektiflah organisasi tersebut.
Ketiga, fungsi Penggerakan. Fungsi penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja bawahan, mengarahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi aktivis yang kompak/sinkron, sehingga semua aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian penggerakan memberikan gambaran mengenai bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya, bagaimana cara agar orang-orang lain melaksanakan tugas yang esensial.
Keempat, fungsi Pengawasan/pengendalian. Fungsi pengendalian adalah kegiatan membandingkan antara keadaan pelaksanaan dengan standar-standar yang telah direncanakan, serta melakukan pencatatan akan hasil-hasil yang diperoleh guna penyediaan data bagi perencanaan yang akan dating. Dengan demikian pengendalian berarti bahwa manajer berusaha untuk menjamin bahwa organisasi bergerak kearah tujuannya. Apabila ada bagian tertentu dari organisasi itu berada pada jalan yang salah, manajer berusaha untuk menemukan penyebabnya kemudian membelokannya kembali kearah yang benar. Dengan memahami fungsi-fungsi manajemen di atas, maka para pelaku bisnis apapun tidak dapat mengabaikan aspek tersebut, karena setiap kegiatan bisnis sekecil apapun selalu terkait dengan fungsi manajemen. Semoga bermakna.

Sumber:
Bambang Darmadi, Z., 2007. Trik-trik Profesional Berbisnis. Penerbit Ardana Media. Yogyakarta.

Read More......

Hanya Butuh 15 Menit

Pagi ini, 27 Juli 2011, pukul 04:07 WIB, aku merenung sejenak selama 15 menit. Kutatap papan rencana hidupku yang berwarna putih abu-abu. Seraya menghela nafas panjang, “Aku sudah semester 9 hari ini..” batinku saat ini. Tanpa sengaja mataku berkaca-kaca dan jantungku berdegup lemah, menandakan bahwa hatiku sedang gelisah. Aku teringat masa kecilku. Aku teringat orang tuaku. Aku teringat sahabat-sahabatku, dan aku teringat semuanya, semua kenangan yang terukir dalam kepalaku.

Saat ini aku bergumam, “Yaa Allah, apa yang sedang kulakukan?”. Aku telah banyak membuang waktuku untuk hal yang kurang berguna, dan kini aku sangat menyesal. Harusnya aku belajar lebih giat untuk masa depanku. Harusnya aku juga tidak mengulangi kesalahan yang telah aku lakukan pada semester 2. Ini adalah kesalahanku, hingga saat inipun aku masih berada didepan mesin kerjaku untuk membuat sebuah awal tugas akhirku. “Aku menyesal yaa Allah, dan sangat menyesal..”. Andaikan waktu bisa kembali, oh andaikan.
Sang jago telah berkokok, adzanpun sebentar lagi siap dikumandangkan. Aku berharap kali ini, aku tidak menempuh langkah yang salah. Aku tidak mau menjadi penghuni terakhir di kampus yang aku cintai ini. Aku ingin menggapai impian besarku. “Yaa Allah, mudahkanlah jalanku, dan berikan aku yang terbaik dalam hidup ini.”. Aku yakin, malaikat kecilku akan selalu mendampingiku, dan aku yakin Engkau akan memberikan aku pelajaran yang sangat berharga dalam hidup ini. Dosenku, Prof. Sardjono, pernah berkata, “Hidup adalah proses. Untuk memperoleh hal baik, butuh proses usaha yang baik pula.”. Dan ayahku pernah berkata, “Jangan berbuat maksiat, karena maksiat akan membuat hidup kita sial.”. Semoga hari ini, dengan waktu 15 menit ini, aku berubah menjadi insan yang lebih baik lagi.

Read More......

Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Jamur Tiram Putih

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), merupakan salah satu jamur  kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi seperti hasil penelitian Departemen Sains, Kementerian Industri Thailand terhadap jamur tiram (Oyster mushroom) yang disajikan pada Table.


Tabel. Kandungan gizi jamur tiram
Kandungan gizi
Jamur Oyster mushroom per 100 g
Protein
5,94%
Karbohidrat
50,59%
Serat
1,56%
Lemak
0,17%
Abu
1,14%
Kalori
45,65
Kalsium
8,9 mg
Zat besi
1,9 mg
Fosfor
17,0 mg
Vitamin B1
0,15
Vitamin B2
0,75
Vitamin C
12,40

Jamur tiram juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit, seperti lever, diabetes, anemia, sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol. Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan (Sukimin, 2011).
Jamur tiram tumbuh pada tempat-tempat yang mengandung nutrisi berupa senyawa karbon, nitrogen, vitamin dan mineral. Karbon berguna sebgai sumber energy, nitrogen untuk sintesis protein, vitamin sebagai katalisator dan co enzyme, sedangkan mineral berperan dalam penyusunan plasma.
Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada suhu 25 – 30o C dan kelembaban 65 – 70%, sedangkan tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada suhu 18 – 20o C dan kelembaban 80 – 85%. Tunas dan tubuh buah yang tumbuh di lingkungan yang kelembabannya di bawah 80% akan menglami gangguan absorpsi nutrisi sehingga menyebabkan kekeringan dan gangguan pertumbuhan bahkan memungkinkan jamur akan mati. Kondisi gelap tempat tumbuh jamur optimal jika kurang dari 40 lux dan cahaya yang diperoleh tubuh jamur adalah cahaya yang menyebar atau tidak secara langsung mengenai tubuh jamur. Selain kondisi lingkungan di atas pertumbuhan jamur tiram juga dipengaruhi oleh kondisi substrat tempat jamur hidup. Kondisi substrat yang baik adalah pH 6,8 – 7,0. Pertumbuhan jamur yang optimal dapat diusahakan dengan mengatur suhu kumbung pada 18 – 20oC dan kelembaban 80-85%. Pengaturan kelembaban dilakukan dengan menyemprotkan air pada pagi dan atau sore hari tergantung penunjukkan angka kelembaban pada thermohygrometer.

Sumber:
Djarijah, A., dkk. Budi Daya Jamur Tyram, Pembibitan, Pemeliharaan, Pengendalian Hama dan Penyakit. Kanisius: Yogyakarta. 2001.

Parjimo, H., dkk. Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Kamur Tiram, Jamur Merang). Agromedia: Jakarta . 2010.

Sukimin. Budidaya Jamur Tiram. http://budidayajamurtiram.blogspot.com/ . 2011.

Wiardani, Isnaen. Budidaya Jamur Konsumsi. Penerbit andi: Yogyakarta. 2010.

Read More......