Pendahuluan
Penentuan kadar air merupakan analisis paling penting dan paling luas
dilakukan dalam pengolahan dan pengujian pangan. Karena jumlah bahan kering (dry
matter) dalam pangan adalah kebalikan dari jumlah air yang dikandung, maka
kadar air secara langsung bekaitan dengan kepentingan ekonomi baik bagi
pengolah (produsen) maupun konsumen.
Visualisasi Air |
Pengaruh kadar air terhadap stabilitas dan kualitas
pangan
Biji-bijian yang mengandung kadar air tinggi sangat mudah rusak oleh jamur,
pemanasan, serangga, dan perkecambahan. Laju pencoklatan sayur dan buah yang
dikeringkan dan absorpsi oksigen oleh
bubuk telur makin meningkat dengan makin tingginya kadar air.
Penentuan kadar air sangat penting dalam banyak masalah industri, misalnya
dalam evaluasi materials’ balance
atau kehilangan-kehilangan selama pengolahan. Kita harus tahu kandungan air
(dan kadang juga distribusi air) untuk pengolahan optimum, misalnya dalam
penggilingan serealia, pencampuran adonan sampai konsistensi tertentu, dan
produksi roti dengan daya awet dan tekstur tinggi.
Kadar air harus diketahui dalam penentuan nilai gizi pangan, untuk memenuhi
standar komposisi dan peraturan-peraturan pangan. Kepentingan yang lain adalah
bahwa kadar air diperlukan untuk penentuan mengetahui pengolahan terhadap
komposisi kimia yang sering dinyatakan pada dasar dry matter.
Kandungan
air dalam pangan
Kandungan air dalam pangan bervariasi sangat luas. Produk-produk susu
cair 87-91%, Susu bubuk + 4%, mentega 15%, cream 60-70%, ice cream: 65%.
Buah-buahan (bdd) > 90% air. Melon 92-94%, jeruk 86-89%, jambu 81%, fruit
juice dan nectar 85-93%. Serealia umumnya rendah. Gabah kering 10-14%, breakfast cereals 4%, macaroni 6%. Ikan dan daging – tergantung kandungan lemaknya, bervariasi terhadap umur,
sumber, dan musimnya. Kadar airnya berkisar antara 50-70%. Unggas bervariasi,
angsa 50%, ayam 75%. Telur segar sekitar 74%, telur kering 5%. Ubi jalar
mengandung air sekitar 69%, kentang 78%, lobak 93%, mentimun 96%.
Air pada jeruk |
Pertimbangan dasar
Penentuan kadar air yang cepat dan akurat bervariasi tergantung struktur
dan komposisinya. Dari segi analisis pangan, kandungan air dalam pangan dapat
dibagi menjadi tiga macam bentuk.
·
Air bebas. Air dalam
bentuk sebagai air bebas dalam ruang
intergranular dan dalam pori-pori bahan. Air demikian ini berlaku sebagai
agensia pendispersi bahan-bahan koloidal dan sebagai solven senyawa-senyawa
kristalin.
·
Air yang terserap
(teradsorpsi) pada permukaan koloid makromolekular (pati, pektin, cellulosa,
protein). Air ini berkaitan erat dengan makromolekul-makromolekul yang
meng-adsorpsi dengan gaya absorpsi, yang diatributkan dengan gaya Van der Waals atau dengan pembentukan
ikatan hidrogen.
·
Air terikat,
berkombinasi dengan berbagai substansi, sebagai air hidrat. Klasifikasi
tersebut tidak mutlak. Istilah air bebas, terabsorpsi, dan terikat itu relatif.
Metode untuk penentuan kadar air dapat dibagi menjadi 4 macam:
·
Metode
pengeringan (drying method)
·
Metode
distilasi (distillation method)
·
Pengujian
kimiawi (chemical method)
·
Cara
fisik (physical method)
Sumber: Materi kuliah Prof.
Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar