Nipagin dan nipasol
merupakan senyawa fenolik, stabil di udara, sensitif terhadap pemaparan cahaya,
tahan terhadap panas dan dingin termasuk uap sterilisasi, stabilitas menurun
dengan meningkatnya pH yang dapat menyebabkan hidrolisis. Mekanisme kerja
senyawa fenolik adalah dengan menghilangkan permebilitas membran sehingga isi
sitoplasma keluar dan menghambat sistem transport elekrolit yang lebih efektif terhadap
kapang dan khamir dibandingkan terhadap bakteri, serta lebih efektif menghambat
bakteri Gram posistif dibandingkan dengan bakteri Gram negatif.
Paraben terabsorbsi
dalam saluran cerna di mana rantai esternya dihidrolisis dalam hati dan ginjal
menghasilkan asam p-hidroksibenzoat yang diekskresi melalui urine sebagai asam
p-hidroksihipurat, ester asam glukoronat atau sulfat. Pada beberapa orang
menyebabkan efek alergi, terutama pada kulit dan mulut.
Metilparaben (metil
p-hidroksibenzoat, metil-4-hidroksibenzoat) disebut juga sebagai nipagin dan
propilparaben (propil p-hidroksibenzoat, propil-4-hidroksibenzoat) disebut juga
nipasol dapat dikonsumsi sampai 10 mg/kg bobot badan untuk setiap harinya,
dengan LD50 secara oral dalam propilen glikol untuk tikus lebih dari 8000 mg/kg
bobot badan. Batas maksimum penggunaan pada selai dan jeli dengan pemanis buatan
sampai 1 g/kg (0,1 %) baik digunakan secara tunggal maupun berupa campuran
dengan asam benzoat atau garamnya, atau dengan asam sorbat dan kalium sorbat.
http://www.chem.ox.ac.uk/course/ityeartwo/html2 |
Pustaka: Nyi Mekar Saptarini,
2007, Pengaruh Penambahan Pengawet
(Nipagin, Nipasol, dan Kalsium Propionat Terhadap Pertumbuhan Kapang
Syncephalastrum racemosum pada Dodol Susu, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar