Buah salak |
Salak adalah buah
dari tanaman salak (Salaca edulis) yang
merupakan komoditas buah asli Indonesia dan sangat populer di kalangan
masyarakat. Cukup banyak varietas yang dikembangkan di antaranya Salak Pondoh
(Sleman Yogyakarta), Manonjaya (Tasikmalaya), Condet (Jakarta), Bali (Bali),
Sidimpuan (Sumatera Utara). Salak pondoh merupakan komoditas utama DIY dan
banyak dikembangkan di Daerah Turi, Sleman.
Salak yang dipanen
harus dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih. Salak dipanen saat
berumur 5-6 bulan umur bunga. Untuk salak pondoh, panen raya terjadi pada
periode November-Januari, masa panen sedang terjadi pada Mei-Juli, masa panen
kecil pada periode Februari-April, dan masa istirahat (kosong) terjadi pada
periode Agustus-Oktober. Buah yang masih dapat dipanen pada masa istirahat disebut
buah slandren. Buah salak pondoh sebenarnya dapat dipanen sebelum berumur 5
bulan (umur bunga) karena rasanya sudah manis dan tidak sepat meski masih muda,
namun akan diperoleh buah berukuran kecil dan beraroma lemah karena komponen
penyusun aroma buah salak belum terbentuk optimal.
Standar mutu salak di
Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3167-1992 dengan klasifikasi jenis mutu salak dalam
tiga ukuran, yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Berdasarkan berat,
masing-masing digolongkan menjadi dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II,
ukuran besar, berat 61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang, berat 33 – 60
gram per buah dan ukuran kecil, berat 32 gram atau kurang per buah.
Tanda-tanda buah salak sudah matang:
1.
Sisik
jarang,
2.
Warna
kulit buah kehitaman atau kuning tua,
3.
Bulu-bulu
di kulit telah hilang,
4.
Mudah
terlepas dari tangkai, dan
5.
Muncul
aroma salak.
Panen buah salak |
Pemanenan salak dilakukan dengan cara dipetik/ dipotong tangkai buahnya (sistem
pemanenan manual/ tangan). Jika salak disimpan dahulu dalam jangka waktu lama,
pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua karena buah salak yang masir tidak
tahan lama. Jika terlalu dini memanen salak maka rasanya akan sepet dan tidak
manis. Oleh karena itu, pemetikan salak menggunakan metode petik pilih dengan
mengambil salak yang sudah tua namun belum masak karena rasanya sudah manis.
Salak busuk |
Seperti buah-buahan
lainnya, buah salak mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan
bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan.
Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses
fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan
fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak
tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan
pascapanen.
Tanda kerusakan
buah salak:
1.
bau
busuk
2.
daging
buah menjadi lembek
3.
berwarna
kecoklat-coklatan.
Proses fisiologi
buah salak setelah dipetik:
1.
perubahan
warna,
2.
pernafasan,
3.
proses
biokimia
4.
perombakan
fungsional > pembusukan (oleh jasad renik)
Pustaka:
Anonim.
____. S A L A K ( Salacca edulis ). Diakses pada 23 April
2011 pukul 14.28 dalam www.warintek.ristek.go.id.
Anonim.
____. Tinjauan Pustaka. Diakses pada 23 April 2011 pukul 14.28 dalam www.damandiri.or.id.
Makasih ya atas informasi yang diberikan sangat bermanfaat sekali untuk menambah pengetahuan
BalasHapussalam kenal dari
Cara membuat Kolak kolang kaling
Mantap
BalasHapus